Mengetahui perbedaan tipe kulit dan permasalahannya menjadi sangat penting untuk menentukan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menjadi sesuatu yang sulit dan tidak bisa kita lakukan sendiri tanpa bantuan ahli dalam bidangnya dan profesional. Fasilitas dokter kulit dan kecantikan yang dikatakan belum terlalu accessible dapat menimbulkan banyak self-diagnose yang tidak tepat. One of the most common mistake is when we automatically think that our skin type is oily at the first sign of oil. Padahal, ada kemungkinan lain yaitu risiko kulit dehidrasi.
Jadi, apakah yang dimaksud dengan kulit dehidrasi?
Kulit dehidrasi bukan termasuk tipe kulit, melainkan kondisi kulit yang ditentukan oleh level kelembapan yang terdapat pada kulit. Hal ini dipengaruhi oleh pasokan hidrasi yang didapatkan. Kulit yang dehidrasi tidak memiliki cukup level air baik dari dalam maupun dari luar. Ketika kulit dehidrasi, yang dirasakan adalah efek kencang, tertarik, dan kering. Which why it can be mistaken as dry skin type. Di sisi lain, produksi minyak berlebih yang terjadi untuk menyeimbangkan dehidrasi dapat menimbulkan kondisi yang diasosiasikan dengan oily skin type. In fact, We can have oily skin and still be dehydrated.
Lalu, apa sih yang menjadi penyebab kulit dehidrasi?
You need to keep in mind that dehydrated skin is not necessarily a extremely dry skin. Kulit dehidrasi dialami oleh tipe kulit berminyak, kombinasi, atau kulit normal yang kekurangan kadar air. Kulit dehidrasi disebabkan oleh skin barrier yang rusak. Seringkali, semua masalah kulit seperti jerawat, dehidrasi, eczema, iritasi, dan inflamasi dapat dihindari sejak awal ketika kesehatan skin barrier terjaga dengan baik. Main function of skin barrier as a barrier (duh) that keeps what’s inside stays inside and what should be outside stays outside is so crucial.
Here’s the science. Hidrasi kulit diatur oleh skin barrier, a.k.a stratum corneum agar kulit bisa “berfungsi” di berbagai kondisi dan lingkungan. Stratum corneum harus menjaga agar pasokan air tetap cukup. Lapisan ini sangat fleksibel dan absorbent. Skin barrier berupa lapisan penuh dengan sel-sel yang ikatannya rapat sebagai “jalan” lewatnya molekul air. Ketika stratum corneum sehat dan terjaga, maka molekul air akan terpelihara dengan baik, sehingga hidrasi kulit pun akan terjaga dengan baik.
Ketika skin barrier rusak, moisture dan hydration yang seharusnya tetap berada di dalam kulit kita menjadi menguap. Ditambah lagi pada water intake yang tidak seimbang dengan yang keluar atau menguap.
Kerusakan skin barrier dapat disebabkan oleh over-cleansing, over-exfoliation, stress, cuaca ekstrem, dan medical treatment. Skin barrier dapat teregenerasi dengan pola makan yang baik dan menggunakan perawatan wajah dengan kandungan ceramide, mengurangi bahan aktif dalam skincare product, dan menggunakan skincare product yang gentle serta mild. Selain itu, cara mengembalikan hidrasi kulit adalah dengan menjaga water intake tetap cukup, menghindari minuman beralkohol dan berkafein, serta menggunakan cream moisturizer yang bersifat emollient untuk mencegah menguapnya kadar air dalam kulit.