Beta Hydroxy Acids a.k.a BHA adalah salah satu tipe eksfoliator kimia yang bekerja baik dari dalam maupun bagian luar kulit. BHA bersifat oil soluble atau larut dalam minyak, sehingga mampu menembus lapisan hydrolipid pada kulit untuk membersihkan pori-pori dari penumpukan sebum, kotoran, dan sel kulit mati secara intens. Sebagai exfoliant, BHA tentu membantu proses regenerasi kulit sehingga mempercepat pemulihan pigmentasi dan mencegah tersumbatnya pori yang menyebabkan jerawat.
Salicylic acid merupakan salah satu BHA yang paling populer dan banyak digunakan. Salicylic acid didapatkan dari ekstraksi alami tumbuhan seperti kulit pohon Willow, daun Wintergreen, dan kulit pohon Sweet Birch. Persentase maksimum penggunaan Salicylic Acid adalah 2% dan bisa diformulasikan dengan active maupun carrier ingredient seperti hyaluronic acid, ceramide, dan sodium hyaluronate. Penggunaan dengan presentase diatasnya beresiko menimbulkan iritasi dan mengabrasi skin barrier. Selama ini kandungan BHA yang dikenal hanya Salicylic Acid. Citric Acid beberapa kali dirujuk sebagai salah satu BHA namun lebih dikenal sebagai AHA. Ada turunan salicylic acid yang juga seringkali diformulasikan dalam produk exfoliant yaitu betaine salicylate. Betaine Salicylate merupakan salicylic acid yang telah melalui proses esterifikasi yaitu reaksi pengubahan carbosilate acid dan alkohol menjadi suatu ester dengan catalyc acid. You know, science. Kandungan ini memiliki fungsi anti-inflammatory yang dapat meredakan peradangan dan kemerahan. BHA dapat diformulasikan pada produk leave on dan wash off mulai dari facial cleanser, toner, serum, hingga moisturizer.