Mungkin sebgian besar dari kalian pernah mendengar istilah hiperpigmentasi, atau bahkan mengalaminya. Hiperpigmentasi merupakan salah satu kondisi dimana kulit memproduksi melanin secara berlebih, yang menimbulkan spot atau patches yang lebih gelap dibandingkan area lain. Hiperpigmentasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut penyebabnya; PIH, PIE, dan Melasma
PIH (Post Inflammatory Hyperpigmentation) dan PIE (Post Inflammatory Erythema) keduanya merupakan respon kulit terhadap peradangan dan iritasi. PIH merupakan respon melanin akibat goresan, panas, paparan sinar matahari, dan luka bakar.
PIH lebih banyak terjadi pada medium to darker skintone dengan kadar melanin yang lebih tinggi. Sedangkan PIE lebih umum dialami oleh skintone yang lebih cerah, berupa kemerahan pada permukaan kulit. PIE merupakan respon vaskular terhadap peradangan yang menimbulkan lonjakan aliran darah di area tertentu sebagai mekanisme penyembuhan. PIE dapat disebabkan oleh memencet jerawat, paparan sinar UV (sunburn), reaksi kimia, dan iritasi.
Sedangkan Melasma atau mask of pregnancy merupakan hiperpigmentasi yang seringkali diasosiasikan dengan sensitivitas hormon estrogen dan progesteron karena konsumsi pil KB, kehamilan, dan terapi hormon. Maka dari itu, bisa dibilang melasma lebih banyak dialami oleh perempuan dan wanita hamil.
Hiperpigmentasi tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan, namun bagi sebagian orang mungkin hiperpigmentasi menjadi skin concern yang dapat mengganggu penampilan dan kepercayaan diri. Hiperpigmentasi dapat memudar dengan treatment ingredients diantaranya azelaic acid sebagai mild exfoliants, kojic acid, hydroquinone, retinoid, vitamin C, dan niacinamide yang mereduksi kadar melanin yang diproduksi kulit kita. Kandungan ini banyak ditemukan dalam serum wajah, yang memiliki konsentrasi tinggi sehingga dapat terpenetrasi lebih baik ke dalam kulit. Selain treatment ingredients, ada juga prosedur kecantikan yang dapat dilakukan diantaranya:
- Chemical peels
Prosedur ini mengurangi hiperpigmentasi dengan ‘mengangkat’ lapisan epidermis. Chemical peels yang lebih intens harus dilakukan secara profesional oleh dermatologis karena perlu diikuti dengan personalized post treatment dan precaution tertentu yang disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing. Namun, chemical peels juga bisa dilakukan di rumah dengan produk yang mengandung AHA, BHA, atau PHA.
- Laser Peel (skin resurfacing)
Prosedur kecantikan yang satu7 ini menggunakan teknologi laser untuk menghilangkan lapisan kulit yang mengandung banyak melanin dan menarget produksi kolagen untuk membantu pembentukan sel kulit yang beru.
- IPL (intense pulse light therapy)
Perawatan ini seringkali disebut juga dengan photofacial, menstimulasi pertumbuhan kolagen dalam lapisan dermis, mengurangi hiperpigmentasi, kerutan, dan pori-pori besar.
Hiperpigmentasi dapat dihindari dengan pemakaian suncreen untuk menghindari paparan UVA dan UVB, tidak memencet jerawat, dan menggunakan cairan antiseptik pada luka untuk menghindari peradangan dan infeksi.