Bagaimana Hormon Mempengaruhi Kondisi Kulit?
Kulit kita merupakan salah satu organ terluas dan terpenting bagi tubuh kita. Kulit mempunyai protective physical barrier alami yang memiliki peran untuk mengatur suhu, sekaligus menjadi saluran hasil ekskresi tubuh yang berupa keringat dan minyak.
Kondisi kulit akan berubah seiring bertambahnya usia dan fase yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kulit untuk merespon banyak sinyal, yaitu hormon, cuaca, dan pola makan.
Perubahan pada kulit yang signifikan mulai terlihat sejak masa pubertas seseorang saat hormon bekerja lebih aktif. Selain pubertas, perubahan hormon lainnya adalah PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), menstruasi, menopause, dan stress.
Seperti yang kita ketahui, sebagian besar perubahan kondisi kulit dimulai dari masa pubertas dan terus berlanjut. Kulit kita memiliki kelenjar kecil yang disebut dengan kelenjar sebaceous yang mengeluarkan zat minyak yang disebut sebum untuk menjaga kulit tetap sehat. Sejak mengalami pubertas, kelenjar sebaceous akan bertumbuh dan akan terus memproduksi sebum, hingga puncaknya pada usia 15-35 tahun. Seperti organ tubuh lainnya, kelenjar sebaceous memiliki reseptor yang merespon hormon seks; androgen, esterogen, dan testosteron. Hormon androgen mempengaruhi kelenjar sebaceous secara jauh lebih signifikan dari dua hormon lain. Androgen merupakan hormon seks yang dimiliki oleh baik laki-laki maupun perempuan. Semakin banyak androgen di dalam darah, semakin banyak pula yang terikat pada reseptor sebaceous, maka semakin banyak juga sebum diproduksi. Hal ini dapat menghasilkan kulit yang lebih berminyak dan cenderung berpotensi tumbuh jerawat pada kulit.
Esterogen juga menjadi hormon yang berpengaruh pada kondisi kulit. Hormon yang ada pada perempuan ini ternyata dapat menekan produksi sebum. Esterogen juga dapat meningkatkan produksi kolagen, dan menjaga elastisitas kulit, serta mensupport proses wound healing.
Menstruasi
Merupakan hal yang normal bagi perempuan mengalami kulit berjerawat seiring dengan siklus menstruasi bulanan. Menjadi salah satu gejala PMS I (Pre Menstrual Syndrome). Jerawat biasanya muncul sekitar seminggu sebelum menstruasi. Hal ini disebabkan oleh level esterogen yang turun secara drastis yang mengakibatkan produksi sebum tidak terkontrol, sehingga menyumbat pori-pori. Selain itu, suatu studi menunjukkan bahwa dua dari lima perempuan memiliki kulit yang lebih sensitif pada masa mendekati atau ketika menstruasi.
PCOS atau Polycystic Ovary Syndrome
Merupakan gangguan hormon yang mempengaruhi ovarium, organ yan memproduksi esterogen dan progesteron. PCOS dapat menuntun pada siklus menstruasi yang tidak teratur, mengganggu pertumbuhan rambut, menyebabkan perubahan kondisi kulit yang tidak normal (berjerawat dan sensitif), dan menurunkan kemampuan untuk menghasilkan keturunan. PCOS dapat menyebabkan berbagai permasalahan diantaranya yaitu tumbuhnya kista di ovarium, tingginya hormon dalam tubuh pria (testosteron dan androgen), dan siklus menstruasi yang terganggu.
Menapouse
Dalam rentang usia 40-58 tahun, sebagian besar perempuan mulai memasuki fase menopause. Menopause merupakan fase dimana ovarium berhenti menghasilkan sel telur. Hal ini dapat menyebabkan berhentinya proses menstruasi dan berkurangnya level esterogen. Seiring dengan menurunnya esterogen, produksi kolagen dan sebum juga akan berkurang. Maka dari itu menopause dapat mempengaruhi kondisi kulit yaitu menjadikan kulit lebih kering dan meningkatkan tanda-tanda penuaan.