Jerawat Hormon pada Laki-Laki, Apakah Bisa? - Picapica.id

FREE ONGKIR TANPA SYARAT KE SELURUH INDONESIA

SKIN CARE

MAKE UP

NEW ARRIVAL

GLOSSARIUM

SALE

SHOP BY CONCERN

Jerawat Hormon pada Laki-Laki, Apakah Bisa?

Salah satu permasalahan kulit seperti jerawat merupakan hal yang dapat menganggu penampilan dan dapat menurunkan kepercayaan dalam diri baik itu perempuan maupun laki-laki. Tidak heran jika memiliki wajah yang mulus dan bersih adalah impian semua kalangan baik itu perempuan maupun laki-laki. Namun, pada kondisi tertentu, kulit laki-laki dapat mengalami permasalahan misalnya muncul jerawat pada kulit wajah. Jerawat pada kulit laki-laki dapat muncul di waktu tertentu disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya yaitu faktor hormonal. So, laki-laki pun ternyata dapat mengalami jerawat akibat homon, lho.

Hormon Yang Menyebabkan ‘Jerawat Hormone’ pada Laki-Laki

Hormon yang menyebabkan ‘jerawat hormon’ pada kulit laki-laki adalah hormon testosteron. Testosteron merupakan hormon yang bertanggung jawab untuk memberikan ciri-ciri maskulinitas pada laki-laki, seperti mulai timbulnya otot di tubuh dan suara yang berat. Sebenarnya, perempuan juga menghasilkan hormon testosteron di dalam kelenjar adrenal serta ovarium. Namun, yang membedakan adalah kadar hormon testosterone pada perempuan tidak sebanyak yang terdapat pada laki-laki.

Hubungan Testosteron dan Jerawat pada Laki-Laki

Hormon testosteron pada laki-laki memiliki beberapa peran yaitu untuk membentuk kepadatan tulang, membantu dalam mengatur hasrat melakukan hubungan seksual, dan meningkatkan kesuburan organ reproduksi. Meskipun baik untuk kesehatan, tetapi hormone testoteron apabila berfluktuasi akan menyebabkan timbulnya jerawat. Fluktuasi adalah suatu kondisi naik dan turunnya kadar testosteron. Kadar testosterone yang berfluktuasi akan merangsang kelenjar minyak di bawah permukaan kulit untuk menghasilkan suatu zat yang disebut dengan sebum. Sebum sendiri merupakan minyak alami yang berada di dalam kulit. Sehingga kelenjar minyak dapat terkonsentrasi di sekitar folikel rambut atau tempat tumbuhnya bulu-bulu halus di kulit. Folikel rambut dapat tersumbat oleh sebum berlebih yang dihasilkan oleh fluktuasi hormone testosteron. Penyumbatan tersebut dapat menyebabkan peradangan yang menimbulkan adanya suatu benjolan merah yaitu jerawat.

Kapan Hormon Testosteron Berfluktuasi?

Hormone testosterone akan mengalami puncak fluktuasi berkisar pada jam 8 pagi dan berkurang pada malam hari. Level paling rendah berkisar pada jam 8 malam. Disamping itu ada beberapa aktivitas yang dapat mempengaruhi kadar testosteron yaitu  latihan bersepeda pada jarak jauh, lari marathon, kurang tidur, olahraga berat, dan stress tinggi dapat menurunkan kadar testosterone menjadi lebih rendah. Kadar testosterone yang meningkat akan membuat sebum berproduksi secara berlebihan alhasil jerawat hormone pun kerap muncul. Selanjutnya apabila kadarnya turun akan berpengaruh terhadap kesuburan organ reproduksi. So, kondisi yang paling baik adalah saat kadar testosterone seimbang.

Leave a Comment

Scroll to Top