Diantara semua tipe kulit, perawatan untuk kulit berminyak bisa jadi yang paling tricky. Berbeda dengan tipe kulit normal, kelenjar sebacea pada kulit berminyak bekerja secara lebih aktif sehinggga lebih banyak sebum yang diproduksi pada kulit. Tipe kulit berminyak juga identik dengan kondisi acne prone, yaitu memiliki resiko timbulnya masalah pori-pori seperti whiteheads, blackheads, dan jerawat yang lebih tinggi.
As if those weren’t bad enough, kondisi bawaan kulit seperti rosacea atau dermatitis serta faktor hormonal sepertinya menambah struggle kulit berminyak. Despite of the downside, memiliki kulit yang berminyak akan membantu memperlambat proses dan tampilan penuaan karena moisture level cenderung tinggi!
So, how do you know if you have oily skin?
– kulit mulai terlihat mengkilap dan berminyak beberapa saat setelah mencuci muka
– area yang lebih berminyak seperti T-Zone menunjukkan pori-pori yang lebih besar bahkan blackheads, whiteheads, atau tipe jerawat lain.
– complexion makeup seringkali ‘bergeser’ dan tidak menempel dengan sempurna
Salah satu kesalahan umum yang dilakukan dalam merawat kulit berminyak adalah kebiasaan over-washing dan over-exfoliating. Penggunaan harsh ingredients seperti Sodium Lauryl Sulfate, Sodium Laureth Sulfate, dan astringent memang dapat mengangkat sebum dan mengurangi tampilan kilap pada kulit berminyak. Tetapi Kebiasaan ini akan meninggalkan kulit kita dalam kondisi dehidrasi. Kondisi kulit yang dehidrasi akan menstimulasi kelenjar minyak untuk meningkatkan kadar sebum yang dihasilkan. Instead of trying to fight the sebum, try to balance it. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan hidrasi kulit. Memasukkan kandungan hyaluronic acid dan turunannya serta memilih mild skincare dapat menjadi alternatif yang baik untuk menyeimbangkan kadar sebum di kulit.