Seperti yang kita ketahui, jerawat menjadi salah satu masalah kulit yang bisa jadi sangat mengganggu bagi sebagian orang. Tidak cukup dengan rasa sakit akibat peradangan yang diberikan, jerawat juga mengganggu penampilan dan mengurangi rasa percaya diri. Berbagai metode dan produk perawatan telah beredar, salah satunya yang paling familiar adalah pimple popping atau memencet jerawat. Cara yang satu ini sepertinya telah dilakukan sejak lama, jauh sebelum metode modern seperti laser treatment muncul. Ternyata memencet jerawat dapat menimbulkan efek yang sepertinya tidak diinginkan. Here’s why!
Inflammated acne atau disebut juga dengan pimple merupakan pori-pori yang tersumbat oleh sebum, sel-sel kulit mati, dan bakteri. Pori-pori ini dapat berubah menjadi kemerahan ketika sistem imun kita aktif di area tersebut, menimbulkan titik nanah. Nanah dihasilkan oleh sel darah putih yang bereaksi dengan kandungan yang menyumbat pori-pori tersebut.
Memencet jerawat dapat meninggalkan acne scars berupa kawah di permukaan kulit atau bekas bopeng bertekstur. Selain itu, jika tidak dilakukan dengan tepat memencet jerawat dapat menyebar luaskan bakteri dan nanah ke area sekitar pori. Hal ini meningkatkan resiko infeksi, dan malah menghambat proses penyembuhan alami yang dilakukan oleh sel-sel kulit kita. Unless you do can do it properly, go see the dermatologist to do it for you! Dermatologis akan memastikan higienitas proses ekstraksi jerawat serta memberikan preskripsi atau injeksi yang dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan jerawat. Instead of popping the pimple by yourself, kalian bisa menggunakan produk skincare dengan kandungan sulfur dan benzoyl peroxide untuk mengeringkan jerawat. Acne patch juga menjadi opsi yang tepat untuk menghindari jerawat terkontaminasi oleh polusi dan debu. Selain itu, soothing agent seperti aloe vera dan allantoin akan membantu meredakan inflamasi di kulit.